25 Desember 2008
Liburan panjang datang lagi pada bulan Desember ini, libur Natal, harpitnas, dan tahun baru umat islam 1430 H. Seperti biasa orang akan meluangkan waktunya ke berbagai tempat wisata. Kali ini saya dan beberapa teman menuju salah satu tempat wisata di pulau Batam yaitu Pantai Kampung Melayu atau pantai Sekilak.
Pantai kampung Melayu terletak di ujung bawah Pulau Batam, tepatnya di daerah Nongsa deket bandar udara Hang Nadim Batam. Lokasinya yang terlihat agak terpencil dan masih kurang terawat dapat dicapai dengan menggunakan berbagai angkutan yang ada di pulau Batam antara lain mikrolet yang disebut JONO (Jodoh Nongsa - Jodoh adalah nama salah satu kawasan di Batam) atau dapat menggunakan taksi. Tapi mungkin lebih enak jika menggunakan kendaraan pribadi karena jarak dari tempat masuk (loket) sampai menuju tepi pantai lumayan jauh jika "dijalani" (puitis'e...).
Tarif yang harus dikeluarkan pada loket masuk lumayan terjangkau. yaitu 6 ribu rupiah per orang dan biaya tambahan 5 ribu untuk kendaraan (mobil). Setelah sampai pada lokasi mungkin anda gak akan melihat pasir seperti yang biasa ada di pantai-pantai umumnya, melainkan hanya bebatuan. Dari tepi pantai dapat dilihat laut luas dimana ada kapal-kapal besar dan kecil yang bersliweran. Di tepi pantai itu banyak orang renang alias berendem karena dangkalnya laut di tepian pantai ini. Selain itu banyak juga pasangan yang sedang berduaan.. hayaaaah.... ehehehe... Keong-keong kecilpun dapat ditemukan disekitar bebatuan yang ada di tepi pantai ini.
Selain dapat melihat laut, pengunjung dapat menyewa perahu kecil atau yang disebut canoe / kayak. Untuk menyewa kayak diperlukan biaya yang juga relatif murah yaitu 15 ribu untuk satu kayak dimana dapat dinaiki oleh 2 orang selama 30 menit. Tapi untuk melakukan aktivitas "ndayung" ini disediakan tempat tersendiri yaitu danau kecil di dekat tepian laut. Mungkin kalo di laut ntar kasian buat pemula, bisa-bisa "kintir" ke pulau lain di sekitar pulau Batam hehehe... Bagi saya yang emang sudah pernah ndayung, ndayung dengan menggunakan perahu kecil adalah hal yang biasa (ciehhh.. gayaa.. biasa kintir... maksutnya..) pengalaman ndayung dimana perahu jalan dengan arah yang gak tentu kembali terjadi disini. Perahu berjalan seperti kepiting... selalu muter gak pernah bisa lurus meskipun udah dapet tutorial singkat dari kru tempat penyewaan kayak. Dengan canoe-ing (bikin istilah sendiri...) anda bisa membesarkan otot tangan anda dan sedikit belajar tentang pepatah "berakit-rakit ke hulu mendayung ke tepian..." (opo toh??? mboh...)
Secara keseluruhan tempat wisata ini cukup bagus, tapi tempatnya emang agak kurang terawat dan agak bau.. (entah bau apaan.. hehehe...) Yang jelas anda bisa berfoto-foto ria sampai memory anda penuh :p [ Baca Selengkapnya.. ]